ketika ku mulai membuka mata, membuka jendela kamar pagi ini masih tak ada yang berbeda dari kehidupanku. Potret diri dalam bayangan cermin memandang mata sayu tanpa harapan dan semangat untuk menjalani, sebuah sosok wajah tak berharga yang hanya terus diselimuti oleh bintik keraguan. Mata seakan tak kuasa untuk membuka dan melihat apa sebenarnya yang harus ku lihat, ku belum menemukan sosok diriku, diriku yang dulu.
Sempat tergambar dalam mimpi bahwa esok aku akan menjadi diriku, tapi raga selalu bergantung pada hidupku hari ini, hari-hari yang selalu membuat aku menjauh dari diriku, seolah tak ada jalan untuk membuka lembar baru, kehidupanku yang damai.
Selalu ku mencoba mengatasi konflik diri dari cermin itu, tapi hati tetap hati, tak bisa ku lihat hanya bisa kurasakan. Kehidupanku tak lebih dari sebuah boneka, bergerak mengikuti naluri, walau naluri itu bukanlah dari hatiku, hanya mengikuti apa yang dituntut untuk kulakukan.
Sering ku merasa dan tersadar untuk bangun, tapi lisanku tak mampu berhenti seolah-olah telah menjadi mesin yang takan pernah bisa mati.
Aku rindu pada diriku
sampai kapan aku harus bersembunyi di balik topeng hidup ini, sementara batinku selalu tertidur dan menutup mata sehingga tak ada warna yang bisa ku lihat, hanya hitam dan itupun gelap. Apa yang kulakukan, terasa nikmat untuk dijalani, apa yang ku katakan tak pernah bisa tersaring oleh norma benar-salah, sekarang yang kurasa hanyalah bagaimana aku bisa hidup di tengah kehidupan ini, lingkungan yang semuanya sama seperti diriku yang merindukan diri mereka.
hidupku hanya sepearti ini dan masih seperti ini, terlalu banyak penghalang, terlalu berat dan pahit kehidupanku. Banyaknya pengalaman baru seakan takan mampu membuatku berubah, justru aku akan semakin menjauh.
Diriku takan hilang, hanya tertidur, tapi entah kapan akan terbangun, Aku tak tahu.
Aku rindu diriku.
