Romeo Mencari Juliet

| Minggu, 27 April 2014
Di sore yang cerah awal tahun baru, langit nampak begitu cerahnya, berwarna biru, bersih tak ada setitik noda pun yang terlihat jika mata kita palingkan ke atas, awan begitu bersihnya seperti kapas yang tertiup angin bergerak bebas seolah mempunyai sayap bidadari yang cantik membentuk panorama yang begitu indahnya. Awan sore itu nampak membentuk wajah manis mempesona dengan mata berkaca-kaca, wajah bidadari yang sedang tersipu malu karena pancaran sinar mentari sore yang berirama menembus celah-celah pohon mangga yang menjulang tinggi, Romeo terpaku dan terdiam sejenak membayangkan sosok bidadari yang telah ada di dalam benaknya, gelora asmara dan rindu menyatu dengan hayalan bayangan akan bertemu dengan pujaan hati yang telah lama ia impikan. Hembusan angin yang menerpa dedaunan mengalir begitu lambannya, musik alami dari dedaunan begitu merdu berirama, hayalan Romeo semakin mendalam, dengan menutup mata ia bayangkan ia sedang tertidur di bawah pohon ditemani sang pujaan hati menemani sorenya yang sedang dilanda asmara. Sekian lama ia menutup mata, ketika matanya ia buka, awan putih bersih tersebut sedikit demi sedikit berlarian ke ufuk barat, mereka menjadi sangat menyala, berwarna kuning kejingga-jinggaan, wajah yang terbayang di benak Romeo saat itu terlihat lebih manis dengan pipi yang sedang merasakan malu karena sadar ada yang sedang memperhatikannya dari bawah. Cahaya lembayung sore itu pun semakin gelap, mentari akan segera terlelap di balik bukit.
Mentari yang telah kembali membumi di balik bukit itu sepertinya sedang memancarkan sinar indahnya dalam lubuk Romeo, sinarnya terlalu panas untuk membuat hatinya menjerit, membara dan mendidihkan semangat serta rindu untuk bertemu dengan sosok yang selalu membuat hari-harinya selalu baru, walau ia tahu jarak dan hayalan yang jauh begitu namun tidak bisa mengalahkan gejolak hatinya yang sedang menggebu dibakar rindu itu. Ia berpikir untuk segera pergi dan bertemu dengannya, Juliet.

Romeo dan Juliet pertama bertemu karena ketidaksengajaan, saat Romeo akan pergi ke kota ia bertemu di Juliet di persimpangan, sebelum mereka berdua pergi ke arah yang berbeda terjadi perbincangan, membicarakan hal yang benar-benar menarik hingga terbawa suasana bahkan sampai melupakan waktu yang singkat itu untuk bergegas pergi. Walau sangat singkat namun ada hal yang membekas dan rasa ketertarikan Romeo kepada Juliet. Juliet orangnya terbuka, segala hal yang menarik bagi dirinya dan hal yang tidak menarik bagi dirinya ia ungkapakan dan tidak merasa canggung untuk mulai bercerita, Juliet orangnya pemalu karena kadang-kadang ia selalu tersenyum bahkan tertawa saat akan menceritakan hal yang memalukan, Juliet orangnya ramah karena selalu berbicara dengan tutur yang baik dan menjaga sikap, setidaknya itulah yang Romeo pikirkan saat setelah meninggalkan Juliet di persimpangan, namun ia mengambil kesimpulan bahwa Juliet orangnya manis dan menarik.
Malam itu Romeo putuskan untuk pergi ke tempat pertama ia bertemu dengan Juliet di persimpangan esok pagi. Malam itu Romeo bergegas tidur untuk memulihkan energi untuk esok pagi setelah seharian beraktivitas panjang. Namun sampai sesaat sebelum tidur ia terus memikirkan apa yang akan ia lakukan esok, memikirkan apakah ia bisa bertemu Juliet besok, apa yang harus ia lakukan ketika ia tidak bisa bertemu dengannya besok, ketakutan-ketakutan muncul dalam benak Romeo sehingga semakin ia berpikir keras dengan kegelisahan ia tertidur dengan pulasnya malam itu di bawah cahaya bulan yang menerangi malam menenami semua kegelisahannya, bulan mendengar apa yang Romeo takutkan dan bulan pun berdoa tentang kebaikan yang akan Romeo hadapi besok pagi.
....................................................................................................................................................................

(Nantikan cerita kelanjutannya)

0 komentar:

Posting Komentar

Next Prev
▲Top▲