Sebuah catatan kecil yang didapat dari pelatihan
menulis oleh Kang Andri Gun-Gun Gunawan, 14 September 2012.
Menulis merupakan salah
satu bagian dari aspek berbahasa, seseorang dikatakan cerdas apabila tidak
hanya pandai berbicara saja melainkan dapat menggunakan aspek lain dalam
berbahasa dengan baik, salah satunya adalah menulis. Banyak orang yang pandai
dalam akademik atau dalam mata pelajaran yang diajarkan di dunia pendidikan
namun tidak dapat mengungkapkan kepintarannya dengan berbicara, dan yang paling
banyak adalah orang yang pandai berbicara namun tidak dapat menuangkan
kepintarannya tersebut ke dalam catatan dan tulisan, itulah faktanya. Bahkan
disebutkan pula ada 3 aspek kesuksesan yang harus dijalankan, yaitu:
a. Berbicara
b. Menulis
c. Melakukan
“Jadi
jadilah orang yang cerdas!”
Ada dua alasan
jangka panjang yang didapat dari menulis, yaitu:
1. Menulis
itu merupakan proses mengabadikan nama
Loh
ko bisa? Ya kita tahu Khalil Gibran, Imam Syafi’I, Habiburrahman Ashshirazi,
dan banyak lagi penulis-penulis ternama di dunia ini, mereka menulis sesuatu
yang memberikan manfaat dan tulisan serta karya-karya mereka terus menjadi sumber
bacaan dan referensi yang berguna dan menarik sehingga orang-orang di zaman
yang berbeda dengan mereka pun masih bisa mengenal dan mengenang mereka dengan
baik, dari tahun ke tahun, dari masa ke masa dan dari satu era hingga era
selanjutnya nama mereka akan senantiasa abadi.
“Tulislah sesuatu yang
layak dibaca, atau lakukan sesuatu yang layak ditulis!”
2. Menulis
itu sedekah yang menembus batas dan waktu
“tiga
hal yang tak akan pernah berhenti mengalir walau telah tiada di dunia, anak
yang soleh, sodakoh jariyah dan Ilmu yang bermanfaat”
Ilmu
yang dituangkan ke dalam tulisan dan memberi manfaat dan memiliki daya guna
yang berkelanjutan untuk umat manusia merupakan sodakoh dan pewarisan ilmu yang
sangat efektif, dengan demikian kita tidak perlu berjumpa, kita tidak perlu
bertatap muka secara langsung dengan pewaris tulisan ilmu tersebut, mereka para
penulis (kita Insyaallah) memberikan pengalaman dan pengetahuan mereka untuk
diberikan dan diturunkan kepada generasi selanjutnya, sehingga tak ada batasan
waktu dan ruang yang menghalangi.
“Menulislah sebelum namamu ditulis
di batu nisan!”
0 komentar:
Posting Komentar