Sahabat Terbaikku

Hai namaku Didik, aku laki-laki, tapi aku punya sahabat wanita terbaik. Ita Rosita, Elsa Farhana, Illa Kurniati. Ini fotonya

Teh Eca, Teh Illa, Teh Ita, Didik

Diantara ketiganya, hanya Ita yang usianya lebih muda, makanya aku panggil mereka dengan sebutan Teteh, ya walaupun Ita lebih muda tapi sikapnya lebih dewasa dariku, jadi tetap saja aku panggil Teteh. Awalnya, siapa sih mereka? Tidak pernah kenal dan bertemu. Sekarang, siapa mereka? Aku bisa jawab dengan bangga merekalah wanita tangguh dan sahabat terbaik.

Pertama aku kenal dengan Teh Ita yaitu di minggu pertama di semester pertama kuliah, entah bagaimana, pada hari itu kita memakai baju batik yang sama, batikcoklat yang bercorak hitam, dengan wajah yang malu-malu aku menyapa, “kamu dari Ciamis?” dia menjawab dengan tenang, “ bukan ko, aku dari Kuningan”. Awal yang sangat sunyi bagi kami, namun tidak bagi teman sekelas, mereka riuh dan tertawa. Teh Ita itu orangnya dewasa, selalu tersenyum, aku sama sekali tidak ingat pernah melihat Teh Ita menangis. Ulangtahun Teh Ita pada Tanggal 1 September, dan lahir di tahun yang sama denganku. Teh Ita mah gaakan pernah bosen  kayanya, empat tahun bersama kuliah dalam satu kelas.

Elsa farhana nama lengkapnya, namun aku selalu memanggil Teh Eca, dia ulangtahun tanggal 17 November, dia lahir satu tahun sebelum aku lahir. Teh Eca asli orang Sukabumi. Pertama aku kenal dengan Teh Eca itu karena kita satu kelompok di tugas presentasi salah satu mata kuliah. Dia sahabat terbaik, orang yang selalu aku repotkan kalau aku butuh bantuan, ya sebenarnya sih bantuan terpenting itu jika aku minta traktir makan atau lagi gapunya uang, aku pasti datang ke kosan Teh Eca buat nebeng makan, hhe. Dia sangat bijak kalau aku cerita tentang masalah hubunganku dengan gebetan, mungkin Teh Eca lah orang terbaik yang harus kudatangi ketika aku punya masalah, dia tuh seperti Doraemonnya Nobita yang selalu memiliki solusi. Keramahan dan senyumannya aja selalu bisa menjadi solusi. Kalau Teh Eca sudah ngobrol dengan bahasa Sunda, sejuk banget rasanya, bahasanya lemes banget. Namun bukan hanya itu, waktu yang berlalu membuat kita lebih akrab dan dekat, sahabat terbaik banget deh.

Illa Kurnianti, orang yang paling Bandung banget, orang yang paling bawel dan cerewet, suaranya yang melengking selalu menjadi khas ketika dia main ke kosan, “Didiiik” panggil dia dari luar, dan aku langsung bisa menebak itu Illa yang datang. Illa selalu bisa menjadi solusi dari kondisi yang jenuh, dia tuh ceria banget, selalu ada senyuman yang menghiasi wajah dengan satu tahi lalatnya itu hhe. Aku kenal Illa di pertengahan semester ketika setelah pulang kuliah teman-teman pada main ke kosan. Illa orang Kiara Condong, pergi ke kampus didugdag, uyuhan gacape yah didugdag, maknya dia tuh tangguh banget. Illa selalu mampir ke kosan, dan selalu nyuruh pang-ngalakeun jambu yang ada di depan kosanku. Illa lahir di penghujung tahun, 31 Desember, satu tahun sebelum aku lahir. Dia selalu bangga dengan itu, karena ketika dia ulang tahun, seluruh dunia selalu merayakan dengan menyelakan kembang api. Namun dari empat tahun kebersamaan kita, ulang tahun Illa hanya sekali saja kami rayakan bersama tepat waktu, karena di setiap penghujung tahun itu selalu libur, jadi ulangtahunnya itu selalu kami rayakan telat berminggu-minggu setelah hari dia ulang tahun hhe.

Hei ladies, Teteh-teteh, sahabat terbaikku! Sekarang kita lulus lho, aku ucapkan selamat buat kita semua, aku ucapkan selamat ulang tahun juga buat kalian untuk tahun ini, tahun depan, dan tahun-tahun berikutnya. Karena ulang tahun kita selalu kita rayakan bersama. Ingat ya, kita pernah bersama-sama, jaga persahabatan ini. Terimakasih telah menjadi bagian dari keindahan masa-masa kuliahku. Aku sayang kalian haha. J