Ketika aku merasa dunia ini sangat sepi, aku
selalu berpikir tempat dimana kuakan menemukan keramaian. Pasar, taman, jalan, dan
tempat hiburan hal yang pertama muncul di pikiran sebagai tempat yang akan
memberi keramaian dan warna. Ya memang benar, dengan banyaknya orang dalam
keramaian, aku dapat melihat dunia yang nampak lebih menarik, banyak hal baru
yang akan aku dapat dari mereka. Betapa asyik dan menariknya melihat orang lain
saling berbicara, tertawa, dan bersenda gurau. Seiring waktu berlalu, kerumunan
orang mulai berkurang, perlahan keramaian yang sempat nampak menarik pada
akhirnya kembali berubah menjadi kesepian, satu persatu mulai pergi. Aku
kembali berpikir, kemana lagi aku harus pergi setelah keramaian ini menghilang?
Aku butuh tempat yang lebih ramai.
Aku butuh tempat yang lebih hangat.
Aku butuh tempat yang lebih tenang.
Ketika saat ini aku terus memikirkan hal ini,
justru aku tidak menyadari bahwa aku sedang berada di satu tempat yang selama
ini waktu-waktu dalam perjalanan usiaku paling banyak kuhabiskan, ya Rumah. Aku
terlalu jauh berpikir, terlalu dalam berhayal, dan terlalu tinggi bermimpi
hingga aku melupakan tempat yang sebenarnya tidak perlu kucari lagi, tempat
yang akan menjadi pijakan ketika aku terbang dan tempat kuakan kembali ketika
aku pergi.
Kehangatan dan kerinduan yang kudapat darimu
tidak akan pernah mungkin kudapat dari tempat lain, setidaknya sampai saat ini,
dan mungkin sampai kapanpun, terlalu banyak kenangan yang kudapat darimu. Kamu
selalu ada saat aku pergi dan setia menunggu hingga ku kembali, hal ini
menjadikanku tenang dan tidak khawatir untuk selalu kembali.
Aku terlalu banyak berpikir dan berangan hingga
aku melupakan bahwa aku sudah memilikimu sebagai tempat kudapat kehangatan,
keramaian, dan ketenangan. Kini aku telah kembali.
0 komentar:
Posting Komentar